Antara Tugas Kuliah, Healing, dan Overthinking
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk healing, tidak hanya terikat dengan satu konsep yang namanya berlibur ke tempat-tempat wisata...

Ada banyak hal menarik yang sudah orang-orang jumpai selama kuliah. Tetapi satu kata yang tidak pernah lepas dari rutinitasnya sehari-hari adalah ‘’tugas’’. Bukan kuliah namanya kalau tanpa tugas. Mahasiswa mana yang dapat gelar sarjana tanpa tugas-tugas kuliah yang menghiasi hari-harinya selama masa studi? Tentu tidak ada bukan. Kecuali mahasiswa jadi-jadian.


Ada laporan, praktikum, review, presentasi, kuis, proyek, skripsi dll, itu semua adalah jenis-jenis tugas kuliah. Karena kebanyakan tugas, tidak jarang dari mahasiswa-mahasiswa tersebut yang tertekan hingga mengalami stres dan depresi. Lalu overthinking pun menjadi sangat gampang merasuki otak. 


Untuk itu, para mahasiswa berusaha melakukan kegiatan lain untuk mengatasi stres karena ditakutkan akan berdampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Mencari hiburan atau travelling, curhat pada teman dan keluarga, meditasi, ibadah, dan nonton movie adalah beberapa diantara sekian banyak aktivitas yang bisa meredakan stres.


Namun belakangan ini, mahasiswa menjadi sangat familiar dengan istilah healing. Bahkan pernah ada curhatan di sosmed tentang mahasiswa yang stres dengan kuliahnya, kemudian berniat ingin mengajukan cuti lalu healing selama enam bulan ke Bali. Pada saat artikel ini ditulis, aku belum tahu apakah keinginannya tersebut benar-benar terkabul atau tidak, yang jelas cerita tersebut sempat viral di dunia maya.


“Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk healing, tidak hanya terikat dengan satu konsep yang namanya berlibur ke tempat-tempat wisata.”


Karena sering disamakan dengan pergi liburan, healing sebenarnya tidak terikat dengan tempat dimana seseorang berada. Para psikolog klinis mengatakan, healing justru terjadi di dalam diri individu itu sendiri. Healing adalah proses dimana seseorang berusaha menyembuhkan batin, perasaan dan pikirannya. Lebih tepatnya adalah penyembuhan jiwa untuk kondisi diri yang lebih baik. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk healing, tidak hanya terikat dengan satu konsep yang namanya berlibur ke tempat-tempat wisata.

ala

Akan tetapi,ada kaitan erat antara tugas kuliah, healing, dan overthinking di kalangan mahasiswa. Bagi mahasiswa, healing diasosiasikan sebagai pergi berlibur. Tugas-tugas kuliah menjadi pemicu utama alasan mahasiswa butuh healing, karena overload tugas kuliah mahasiswa jadi suka overthinking, dan itu normal terjadi. Yang ditakutkan adalah ketika kondisi tersebut terus-menerus terjadi lalu mempengaruhi kesehatan mental, sudah pasti menjadi hambatan bagi keberlangsungan studi mahasiswa yang bersangkutan. 


Untuk mengatasi overthinking, beberapa tips seperti berpikir rasional, membangun pikiran agar tidak tenggelam dalam pemikiran negatif, mengelola pikiran dan segera menyadari jika yang dipikirkan sudah mengarah pada overthinking (Hasanat, 2022) ada baiknya untuk coba diterapkan. 


Sumber lain mengatakan bahwa overthinking bisa diatasi dengan fokus pada saat ini, artinya berhenti memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Mindfulness dan action sangat penting pada titik ini. Memberi afirmasi positif tentang diri juga bagus dilakukan, poin tersebut bisa diterapkan jika mulai merasa kebanyakan tugas kemudian kamu sudah dihadang duluan oleh pikiran “aku tidak bisa menyelesaikannya mengingat jumlahnya terlalu banyak dan tugasnya sulit-sulit” maka cobalah merubah mindset itu dengan afirmasi “Aku bisa menyelesaikannya karena aku mampu.” Atau “aku bisa melakukan semuanya melalui Tuhan yang memberikan kekuatan padaku.” 


Selesaikanlah dulu segala tugas kuliah yang memicumu sering overthinking, lalu selamat menikmati healing untuk kalian yang tak lelah berjuang menjadi lebih baik.


Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat ya 🙂