Bedah Tuntas Fakta Jurusan Farmasi
Meski sering dijadikan pilihan kedua karena tidak lulus di jurusan kedokteran, namun dari tahun ke tahun jurusan farmasi selalu menempati top 10 rumpun ilmu Saintek...

Apa mimpimu sewaktu kecil? Tentara, astronaut, presiden, guru, atau yang lainnya? Waktu kecil, rasanya semua itu menyenangkan. Beranjak remaja kita perlahan menyadari, banyak profesi menarik lainnya yang patut kita wujudkan ketika dewasa. Masa yang paling mendebarkanpun tiba, yaitu saat-saat kita memasuki dunia perkuliahan. Di perguruan tinggi, kita disuguhkan oleh fakta bahwa bidang keilmuan itu bervariasi sekali, dari situlah kita paham kalau segala profesi yang ada berangkat dari keilmuannya masing-masing.


Ada satu jurusan yang cukup menyedot perhatian calon mahasiswa ketika seleksi masuk perguruan tinggi: Farmasi.

Meski sering dijadikan pilihan kedua karena tidak lulus di jurusan kedokteran, namun dari tahun ke tahun jurusan farmasi selalu menempati top 10 rumpun ilmu Sains dan Teknologi (Saintek) yang paling diminati oleh mahasiswa baru. Peminatnya selalu ribuan untuk daya tampung yang cuma puluhan di masing-masing seleksi (SNMPTN/SBMPTN/Seleksi Mandiri). Hal itu pula-lah yang membuat jurusan farmasi layak dinobatkan sebagai salah satu jurusan yang sulit ditembus.


Farmasi termasuk bidang ilmu yang sangat kompleks. Fokus utamanya adalah tentang obat-obatan baik yang alami maupun sintesis, mulai dari meracik dan memformulasi obat sampai pemasaran obat, hingga bertanggung jawab atas layak atau tidaknya kondisi produk tersebut diterima oleh masyarakat. Berada di bawah payung ilmu medis, jurusan farmasi juga melekat erat dengan matematika, fisika, kimia dan biologi. Terlepas dari itu semua, beberapa fakta populer yang paling sering didengar tentang jurusan farmasi adalah:


1. Sering dianggap jurusan yang ribet dan susah 

Jangan heran kalau tenaga banyak terkuras akibat deadline tugas dan laporan setiap kali praktikum. Berkenalan dengan segala jenis obat dan melakukan uji coba tak ayal menjadikan farmasi sebagai jurusan yang ribet dan susah, bahkan termasuk salah satu jurusan yang paling sulit di dunia karena kaitannya dengan penyembuhan manusia. Meskipun demikian, seribet dan sesusah apapun pasti terasa ringan jika kamu memiliki minat yang cukup tinggi terhadap jurusan ini.


2. Multisubjek dan multipraktikum adalah kunci

Adanya kombinasi ilmu matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi, dan teknik, mendorong mahasiswa tidak cepat bosan karena dijajal oleh berbagai ilmu. Rasa lelah mempelajari semua itu sudah pasti ada, tapi yakinlah semua akan berbuah manis pada waktunya jika kamu berusaha maksimal. Perlu diketahui, jadwal praktikum ketika kuliah di jurusan farmasi bisa setiap hari, tak jarang weekend-pun harus praktikum padahal sehari-hari juga disibukkan oleh kegiatan akademik (kuliah kelas). Tapi karena dituntut jadi penemu, peracik, bahkan penjual obat, maka praktikum adalah suatu kewajaran. Ketelitian dan ketekunan sangat diandalkan dalam hal ini.


3. Surganya kaum hawa

Bukan rahasia umum kalau jurusan-jurusan yang berkaitan dengan kesehatan adalah surganya kaum hawa, termasuk jurusan farmasi. Laki-laki kadang insecure disini karena jumlah mereka yang minimal. Hal tersebut juga berkaitan dengan konstruksi sosial dan asosiasi gender di dunia kerja. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Menurut laporan PISA 2015 dilansir dari (tirto.id) perempuan cenderung menyukai bidang kesehatan sedangkan laki-laki lebih tertarik pada bidang information, communication, dan technology (ICT).


4. Artikel ilmiah dan laporan adalah teman sehari-hari

Sibuk dalam mengotak-ngatik beranda jurnal adalah bentuk lain dari keahlian mahasiswa farmasi. Gimana tidak, mereka harus selalu update pengobatan terkini yang berkembang di dunia. Tak hanya itu, setiap kuliah juga selalu ada tugas resume jurnal sebagai referensi praktikum. Karena praktikumnya sangat sering, maka laporan adalah subjek yang tak terpisahkan.


5. Kerjanya cuma jadi tukang obat

Sebutan tukang obat adalah pelesetan dari apoteker. Untuk menjadi apoteker, harus menempuh pendidikan profesi apoteker setelah lulus kuliah S1 farmasi. Meski banyak yang beranggapan bahwa lulusan farmasi prospek kerjanya sempit, nyatanya tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk terjun di bidang pendidikan, kosmetik, makanan dan minuman, bahkan pengusaha industri obat-obatan.


Itulah fakta seputar jurusan farmasi. Jika kamu tertarik kuliah di jurusan farmasi, kampus-kampus berikut bisa jadi pilihan yang tepat karena memiliki jurusan farmasi terbaik di ASIA versi QS World University Rangkings by Subject: National University of Singapore (NUS), Seoul National University, The University of Tokyo, dan Peking University. Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat ya 🙂