Kepribadian Ternyata Penentu Gaya Belajarmu
Kepribadian dibentuk oleh berbagai faktor melalui proses perjalanan panjang....

Mari kita ingat-ingat saat dimana banyak waktu tersita untuk sebuah aktivitas yang semua orang di dunia menyebutnya dengan istilah “belajar”. Entah kapan kali terakhir melakukannya, yang jelas belajar sangat identik dengan anak sekolah, mahasiswa, bahkan pendidik sekali pun. Mc. Bean (1956) pernah mendefinisikan belajar sebagai proses yang membawa perubahan dalam performa dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan. 


Bila latihan itu dilakukan terus-menerus, otomatis akan membentuk kebiasaan lalu menciptakan gaya-gaya tertentu yang menjadi ciri khas dalam belajar. Namun , gaya belajar dari segi akademis tidak hanya dipengaruhi oleh kebiasaan semata. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan, sebut saja salah satunya adalah kepribadian


Kepribadian merupakan cerminan perilaku dari setiap individu (Purwanti & Honesty, 2019). Itulah salah satu faktor pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kepribadian dibentuk oleh berbagai faktor melalui proses perjalanan panjang, baik itu faktor internal seperti aspek biologis, maupun faktor eksternal yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan pengalaman-pengalaman. Itulah kenapa tipe kepribadian setiap orang berbeda-beda. 


Tipe Kepribadian 

Dalam ilmu Psikologi dikenal 4 tipe kepribadian manusia yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan korelis. Orang dengan tipe kepribadian sanguinis tentu berbeda gaya belajarnya dengan individu yang memiliki tipe kepribadian melankolis, begitupun seterusnya. Tidak terdapat aspek yang benar-benar sama antara tipe kepribadian yang satu dengan yang lainnnya.

fbf

Seseorang yang sanguinis misalnya, dia cenderung optimis, aktif, banyak bicara, dan suka bergaul, pokoknya sifat-sifat yang lebih mengarah ke ekstrovert. Orang dengan tipe kepribadian sanguinis biasanya lebih tertarik untuk mendapat pengakuan publik dan menyukai kepopuleran. 


Tipe kepribadian melankolis juga menampilkan sesuatu yang unik, ia lebih cenderung analitis dan detail, tingkat kepekaannya tinggi dan sedikit tertutup serta kurang menyukai keramaian. Di lingkungan sosial, Individu dengan tipe kepribadian melankolis terkenal mandiri dan bijaksana. Mereka adalah pemikir sejati yang mampu membaca situasi dalam diam. Tapi melankolis juga cenderung perfeksionis. 


Lain sanguinis dan melankolis lain pula plegmatis. Seseorang yang plegmatis memiliki kepribadian yang tidak mudah sedih dan tidak mudah marah. Ia lebih santai dan tenang dalam menghadapi situasi apapun karena cinta damai. Satu hal yang dapat diacungi jempol dari orang plegmatis adalah mereka lebih simpatik dan peduli terhadap orang lain. 


Kalau individu yang korelis lebih digambarkan sebagai pribadi yang tegas, ambisius, dan berorientasi pada tujuan. Mereka juga dikenal sebagai orang yang cerdas dan keras kepala, tapi juga pemarah dan pendendam. Lebih dari itu mereka mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat serta suka hal-hal yang menantang. 


Fakta yang mengejutkan adalah, ternyata ada juga manusia yang memiliki kepribadian campuran, yaitu kombinasi antara sanguinis, melankolis, plegmatis, dan korelis. Misalnya dalam diri seorang individu bisa saja terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh melankolis dan lainnya adalah plegmatis. Hal tersebut bisa terjadi akibat faktor-faktor yang membentuknya. 


Lalu, bagaimana tipe kepribadian bisa berpengaruh pada gaya belajar? 


Banyak penelitian telah membahas hal tersebut. Secara umum, setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sebelum membahas lebih lanjut terkait hal tersebut, mari kita simak dulu apa yang dimaksud gaya belajar. 


Gaya Belajar 

Gaya belajar adalah cara dimana individu mempersepsikan, mengatur, dan mengingat informasi di lingkungan mereka (Scarpaci & Fradd, 2014). Definisi lain mengatakan gaya belajar adalah kombinasi atau cara seseorang berkonsentrasi, menyerap, dan mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat (Purwanti & Honesty, 2019).

bfmkf

Bagi seorang pembelajar, mengoptimalkan gaya belajar dapat menunjang prestasi kian melesat. Akan tetapi kita perlu memahami dulu gaya belajar seperti apa yang tepat bagi pribadi masing-masing. Pasalnya, beda tipe kepribadian beda pula gaya belajarnya. Fleming (2002) mengelompokkan gaya belajar menjadi tiga yakni visual, auditorial, dan kinestetik. Pengkategorian tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa satu individu cocok dengan ketiga jenis gaya belajar sekaligus. Sebaliknya, ada pula yang terperangkap dalam satu jenis gaya belajar saja. 


Pelajar dengan gaya belajar visual identik dengan penglihatan, ia membutuhkan media seperti gambar, video, diagram, maupun media pendukung lainnya untuk dapat memahami apa yang ia pelajari. Di samping itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna dan pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Tapi ia berkendala dalam berdialog secara langsung, misalnya sulit mengikuti anjuran lisan dan seringkali salah dalam berucap. 


Sedangkan pelajar yang memiliki gaya belajar auditorial lebih reaktif dengan pendengaran. Ia membutuhkan media belajar berupa suara musik, kaset audio, ceramah kuliah, dan sejenisnya. Individu dengan gaya belajar auditorial unggul dalam merekam materi, diskusi dan debat, serta semua keahlian yang berkaitan dengan hal-hal auditori. 


Selanjutnya gaya belajar kinestetik lebih menitikberatkan pada keterlibatan langsung aktivitas fisik seperti gerakan maupun sentuhan. Pelajar tipe ini mudah menerima dan mengolah informasi melalui serangkaian aktivitas yang menggerakkan anggota tubuh untuk mempraktekkan hal-hal yang dipelajari. 


Pengaruh tipe kepribadian pada gaya belajar, dapat ditelusuri pada penelitian-penelitian terdahulu yang terkait, salah satu yang dapat memberikan gambaran adalah penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Honesty (2019) yang melakukan penelitian terhadap 74 responden untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan gaya belajar. Hasilnya adalah sebanyak 20% responden yang memiliki tipe kepribadian sanguinis, 8% diantaranya cenderung menyukai gaya belajar visual, 6% memiliki gaya belajar auditorial, dan 6% gaya belajar kinestetik. Kemudian sebanyak 7% responden yang berkepribadian korelis, tersebar pada gaya belajar visual 6%, dan gaya belajar auditorial 1%. 


Kemudian tipe kepribadian melankolis dihiasi oleh 27% responden yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 23%, auditorial 3%, dan kinestetik 1%. Pada penelitian tersebut nampaknya responden lebih banyak memiliki kepribadian plegmatis yaitu sebanyak 46%, masing-masing tersebar pada gaya belajar visual sebanyak 39%, auditorial 3%, dan kinestetik 4%. 


Dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan khusus antara tipe kepribadian dengan gaya belajar. Untuk menentukan gaya belajar mana yang cocok dengan tipe kepribadianmu, dapat dianalisis sendiri sesuai karakteristik yang telah dijabarkan diatas, atau bisa juga ikut tes yang disediakan oleh lembaga-lembaga terkait. 


Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat ya 🙂