1. Minimnya Wawasan 

Menjaga kesehatan mata bukan sekedar aksi tanpa wawasan, lho. Namun tak dapat dipungkiri minimnya wawasan menjadi alasan utama rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan mata. Untuk itu, demi meminimalisir hal ini terjadi diperlukan adanya keterlibatan tenaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat awam terkait kesehatan mata. 

Aksi tersebut perlu dilakukan secara simultan ke seluruh wilayah Indonesia sebagai bentuk penanganan awal untuk mencegah terjadinya gangguan lebih lanjut pada mata sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan mata. 

Disamping itu, mengingat teknologi informasi semakin canggih, wawasan terkait kesehatan mata tidak melulu diperoleh hanya dari tenaga medis, lho. Tapi kita juga dapat proaktif mencari literatur dari berbagai sumber di internet. Banyak sekali jurnal, buku, maupun artikel yang membahas tentang kesehatan mata yang dapat kita pelajari secara gratis. Jadi, tunggu apalagi? Yuk segera googling biar wawasanmu makin luas. 

2. Anggapan Sepele 

“Tidak apa-apa, hanya buram sedikit kok!” Pernahkah kamu mengucapkan kalimat tersebut pada dirimu ketika terjadi gangguan pada matamu? Itulah contoh kalimat yang menyepelekan kesehatan mata. Kita perlu membuang jauh-jauh persepsi yang demikian, apalagi jika sebagian besar aktivitas kita sehari-hari menuntut untuk menatap layar gawai maupun komputer dengan intensitas yang lama. 

Keluhan pada mata buram kerap disepelekan karena menganggap hal tersebut biasa terjadi. Namun kalau dibiarkan terus-menerus tidak menutup kemungkinan bisa bertambah parah, lho. Pemeriksaan mata secara berkala sangat penting dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan pada mata. 

3. Kesulitan Akses 

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mata juga dipicu oleh sulitnya mengakses pelayanan kesehatan yang mumpuni, terutama di daerah-daerah terpencil yang masih minim adanya dokter spesialis mata.

Menurut data yang dirilis oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) terdapat 54,1 ribu dokter spesialis hingga tahun 2022, namun penyebarannya belum merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk penyebaran dokter spesialis mata yang jumlahnya masih sangat minim. Di sisi lain, biaya pengobatan yang mahal menjadi alasan khusus sulitnya mengakses pelayanan kesehatan mata. 

Penyakit mata banyak jenisnya, tapi coba bayangkan jika kita mengalami mata buram atau mata kering secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan kita tak kunjung memeriksakannya ke dokter, tentunya ini menjadi masalah krusial yang dapat menganggu kelancaran aktivitas sehari-hari. Untuk itu, mendambakan mata yang sehat harus dibarengi dengan aksi nyata untuk merawatnya.