Menjadi Cerdas dengan Butterfly Effect
Keputusan sederhana bisa menghasilkan perubahan yang tak terduga di lain sisi. Bahkan perubahan kecil yang dianggap tidak penting sekalipun dapat memberikan dampak yang luar biasa...

Bayangkan sebuah keputusan kecil yang tampaknya tidak berarti apa-apa dapat mengubah segalanya. Ini bukan omong kosong, melainkan ada hubungan kausalitas non linear yang terjadi secara deterministik. Kita pun bisa memilih: Segera berbenah atau diam di tempat meratapi nasib yang begitu-begitu aja. Para ahli manajemen menyebut kondisi yang demikian sebagai seni mengambil keputusan.


Keputusan sederhana bisa menghasilkan perubahan yang tak terduga di lain sisi. Bahkan perubahan kecil yang dianggap tidak penting sekalipun dapat memberikan dampak yang luar biasa. Itulah pengaruh dari butterfly effect yang sedikit banyak mengindentifikasi perilaku-perilaku yang tidak disadari.


Hampir sama seperti studi-studi tentang perilaku lainnya, butterfly effect menyorot kebiasaan sebagai identitasnya. Kebiasaan sekecil apapun akan berdampak signifikan di masa depan, kira-kira begitulah simbolnya. Istilah butterfly effect pertama kali dicetuskan oleh ahli meteorologi Edward Norton Lorenz pada tahun 1961.


Butterfly effect pada mulanya merujuk pada kepakan sayap kupu-kupu yang mempengaruhi tekanan udara dalam suatu atmosfer sehingga berpotensi mengubah lintasan tornado beberapa bulan kemudian. Semacam sebuah fenomena ketergantungan yang tidak dapat diprediksi, efek ini mengindentifikasi adanya hubungan sebab – akibat yang tidak berhubungan secara langsung. Meskipun awalnya butterfly effect digunakan untuk menjelaskan fenomena alam seperti cuaca, namun seiring perkembangannya mulai diadaptasi pada konsep psikologi dan berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.


‘’Keputusan sederhana bisa menghasilkan perubahan yang tak terduga di lain sisi. Bahkan perubahan kecil yang dianggap tidak penting sekalipun dapat memberikan dampak yang luar biasa.’’


Tanpa sadar kita pun sering bersinggungan dengan butterfly effect yang terjadi dalam hidup kita sendiri. Ada banyak efek tidak langsung akibat dari kebiasaan tempo dulu. Satu kebiasaan kecil saja dapat menimbulkan beberapa konsekuensi yang dirasakan jangka panjang.

bmk

Efek ini juga berkaitan dengan kekacauan apabila tindakan yang dilakukan berpotensi negatif. Misalnya membuang sampah sembarangan secara terus menerus, bisa saja menimbulkan banjir pada suatu masa. Atau penebangan kawasan hutan secara liar, efeknya mungkin tidak langsung dirasakan, namun lambat laun tindakan tersebut akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.


Begitu pula konteksnya dalam dunia pendidikan. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari selama menempuh studi dapat memicu butterfly effect yang bisa mempengaruhi masa depan. Bagi seorang mahasiswa, butterfly effect bisa diidentifikasi dari caranya menjalani kuliah. Apakah ia tergolong mahasiswa yang rajin atau malas, atau bahkan acuh tak acuh selama kuliah? Semua itu menimbulkan hubungan sebab – akibat yang determinatif. 


Maka penting bagi seorang mahasiswa terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk meminimalisir ke-chaos-an studi. Ke-chaos-an dalam hidup memang tidak bisa dihindari, tetapi bisa diminimalisir dengan cara bagaimana kamu mengambil keputusan, karena sekecil apapun perubahan yang kamu lakukan saat ini akan berdampak di masa depan, itulah prinsip butterfly effect.


‘’Bagi seorang mahasiswa, butterfly effect bisa diidentifikasi dari caranya menjalani kuliah.’’


Sebagai mahasiswa, terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang meaningful seperti rajin belajar, tertib mengerjakan tugas, explore berbagai hal baru yang berkaitan dengan jurusannya, maupun efektif mengatur waktu akan menghasilkan dampak positif yang signifikan untuk masa depannya. Apalagi jika mahasiswa tersebut berambisi untuk menjadi yang terbaik, sudah pasti strategi-strategi jitu orang cerdas harus dibiasakan. Oleh karena itu tentukan kepakan sayap kupu-kupumu lalu tunggulah tornado keberuntungan menghampirimu.


Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat ya 🙂