Wabah virus corona masih meninggalkan jejak, kekacauan dan kerisauan yang ditimbulkan oleh virus ini menggemparkan dunia pada masa itu. Berbagai pihak pun sibuk berkontribusi untuk menemukan solusi atas situasi yang tidak kondusif akibat wabah tersebut, dan bioteknologi menjadi salah satu bidang yang berperan aktif dalam menemukan vaksin penangkal virus corona. Keberadaan bioteknologi dan implemetasinya menjadi sangat menarik waktu itu.

Bioteknologi pada dasarnya merupakan cabang ilmu multidisiplin biologi dan teknologi. Disiplin ilmu ini bisa diterapkan diberbagai aspek seperti bidang kesehatan, lingkungan, pertanian, reproduksi, hingga industri. Sayangnya perkembangan ilmu bioteknologi di Indonesia belum begitu pesat. 

Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain rendahnya SDM di bidang bioteknologi, minimnya dana dan fasilitas penunjang, serta keingintahuan masyarakat terkait bioteknologi masih kurang. Bisa dibilang jurusan bioteknologi di Indonesia kalah pamor dengan jurusan-jurusan populer seperti manajemen, IT, pendidikan, kedokteran dll. Ini merupakan sebuah tantangan bagi perguruan tinggi untuk bisa melahirkan SDM-SDM terampil di bidang bioteknologi.

‘’Sebagai daya tariknya, prodi bioteknologi Binus University dilengkapi dengan green technology, blue biotechnology, dan gold biotechnology’’

Oleh karena itu, sebagai perguruan tinggi yang terus melakukan inovasi keilmuan Binus University berusaha menjawab tantangan tersebut melalui upaya penyelenggaraan program studi (Prodi) bioteknologi guna melahirkan SDM bioteknologi modern yang berkualitas. 

Sebagai daya tariknya, prodi bioteknologi Binus University dilengkapi dengan green technology, blue biotechnology, dan gold biotechnology, dengan tujuan mempersiapkan mahasiswa yang memiliki landasan pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang bioteknologi. Sehingga nantinya diharapkan bisa berkontribusi dalam penelitian dan industri bioteknologi internasional.